Aku mencium bau martabak selai blueberry. Hem, seperti pizza blueberry heart ! batinku berandai andai.“Lala, kamu mau buat apa?” tanya Bunda dari belakang.“Martabak selai blueberry, jus anggur, cireng isi, kurma, juga beberapa tangkai anggur,” jawabku.“Cepetan ya, udah mau maghrib.” Bunda berlalu.“Sip, Bun.”Tiba – tiba aku melihat adikku, Shinta, masuk ke kamar mandi.“Punten, numpang lewat …”
aku tersenyum.Setelah Shinta keluar, aku memintanya membawakan makanan ke teras. Aku sekeluarga buka bersama di teras saja. Enak, sepoi – sepoi angin malam. Hehe…Dug dug dug! Alhamdullilah, bedug maghrib! Kami segera berdoa. Yang memimpin, Ayahku.“Allahuma lakasumtu wabiika amantu, waalarizkika aftortu, birohmatika ya arhamarohimin .. Amin ..”Aku mengambil martabak. Tuh kan, apaku bilang, seperti pizza blueberry heart! Hehehe... *tertawa keras dalam hati*Adikku, Shinta, mengambil kurma. Dia begitu menikmati makan kurma! Ah, lebay banget sih… Shinta, Shinta …Bunda dan ayah hanya makan anggur. Lagi gak mood makan, katanya. Kompakan, nih! Cieee … ^^pMandala, Bunda Asti, dan Ayah Edo adalah saudara angkatku. Rumah mereka di timpa longsor. Jadi, Bunda dan Ayah mengangkat mereka sebagai saudara.Mandala mengambil martabak. Bunda Asti mengambil cireng isi abon. Ayah Edo mengambil kurma.“Lala, nasi nya mana?” tanya Bunda Asti.“Bentar ya Bun, nasi nya belum terlalu matang.”“Buru ya Ka Lala, aku laper banget nih.” Mandala menguap.“Ok sayang, lima menit lagi. Yuk, Shin, bantu Kakak mengambil nasinya,” perintahku. Shinta mengangguk.Aku membawa nasi, kentang panggang, dan air putih. Shinta membawa telur balado, sayur bayam, mie keju, dan selada segar.Aku mengambil nasi, mie keju, bayam, juga kentang panggang. Eh, ambil selada, ah! Banyak, ya, aku… Hehehe…Shinta mengambil nasi, kentang, juga telur balado. Eits, dia mengambil bayam juga! Shinta suka makanan yang menyehatkan, lho! Pantes, badannya ideal. Gak kayak aku, gendut! (nggak gendut-gendut amat, sih!) Ternyata! Ambil selada juga… Ckckck.Mandala hanya mengambil nasi, kentang, dan selada. Mandala memang makannya sedikit! Badannya juga kurus kerempeng. Tapi cukup tinggi, lho, karena sering minum susu.Bunda mengambil mie, bayam, juga selada. Gak pake nasi. Lagi diet, tuh! Ah, ibu! Badan kurus, kok masih diet!Ayah, mengambil semua. Nasi, kentang, telur, sayur, mie keju, juga selada. Rakus Ayahku, ini! Badannya melar ke samping, hehe. Beratnya 67 kg. Ckckck, mungkin ntar nambah! Katanya gak mood makan, kok rakus! Haha…Bunda Asti mengambil nasi (sedikit, lagi diet juga), bayam, selada. Bunda Asti sih, mending! Badannya agak berisi. Jadi wajar dong kalau diet?Ayah Edo hanya mengambil nasi, bayam, dan selada. Katanya, pengen agak kurusan dan sehatan dikit. Gitu dong, Yah!Kamipun makan dengan lahap. Aku nambah tiga kali. Lala, pantes badanmu berisi… Gak kayak Bunda! Shinta dua kali. Mandala? Satu kali aja. Aku menyediakan susu putih (untuk Mandala), coklat (untuk Shinta), dan pisang (aku). Lihat deh, Mandala! Dua detik udah langsung abis! Terus, minta nambah, pula!Tiba-tiba, Bunda melempar kertas kepadaku. Isinya “Nambah dong, La.” Ya terpaksa aku tambahkan. Tapi alhamdullilah Bunda minta tambah bayam dan selada! Bagus Bun, itu diet yang sehat!Setelah makan, kami segera sholat maghrib berjamaah. Setelah itu, aku, Shinta, Bunda, dan Bunda pergi ke mushola untuk sholat tarawih. Ayah, Ayah Edo, dan Mandala pergi ke masjid. Alhamdullilah, buka kali ini menyenangkan!
jangan bosan belajar
belajar untuk masa depan
0 komentar:
Silahkan tinggalkan komentar untuk postingan ini. Untuk komentar yang tidak mendidik akan segera didelete. No SPAM, NO SARA! Terimakasih